Sabtu, 27 April 2019

RASA TETAP SATU

RASA TETAP SATU
Karya: Dewi Pengukir Aksara

Gemuruh malam terpaku bisu
Sepoi bayu memeluk anganku
Mengukir rindu sepanjang waktu
Memadu kasih jiwa bersatu

Rasa rindu tetap satu
Meniti indahnya hari melaju
Walau badai topan menghantamku
Tiada merubah pendirian kalbu

Bersama habiskan sisa waktu
Meretas perih meramu rindu
Adamu indahkan titian jalanku
Mencipta bahagia tanpa jemu

Beribu jalan mencabik rindu
Meski merintih sakit di ulu
Setulus rasa erat berpadu
Menuai ikrar tulusnya kalbu

Harum kash melati memelukku
Mekar berbunga mengisi waktu
Tepiskan gundah ceria selalu
Bersinar kembali kasih sejatimu

Cilacap, 26 April 2019, 19:30

Senin, 22 April 2019

SALAM AKSARA


Genre: PUISI PATIDUSA
Tema: MENIMBA ILMU
Judul: SALAM AKSARA
Karya: Dewi Pengukir Aksara

Salam
Wahai tuan
Aksara telah datang
Menyambut ilmu bertuah kawan

Izinkan aku menimba ilmu
Generasi siap maju
Sastra tertuju
Indonesiaku

Hormatku
Sambut terang
Menggenggam sejumput amanah
Mewarisi aksara kian punah

Lelah menjadi semangat bertambah
Berbagi mencari cahaya
Tertera menyerta
Nama

Bermakna
Menyempit kata
Mencakup tujuan utama
Sederhana indah mudah dicerna

Cilacap, 23 April 2019, 09:00

Minggu, 21 April 2019

USAI WAKTU TERBUJUR KAKU

Tema: WAKTU
Genre: PUISI SAMA SISI
Judul: USAI WAKTU TERBUJUR KAKU
Karya: Dewi Pengukir Aksara

Untuk wahai bagian jiwaku
Usah ragu pendamping kalbu
Urai segala resah membelenggu
Urungkan kekata pemacu keliru

Ubah sakit menjadi madu
Ucapkan tulus ikhlas buktimu
Ujian mempersatu langkah menuju
Ukir sungguh sepanjang waktu

Ukur kemampuan berimbang ilmu
Ulurkan tangan saling membantu
Usung jiwa raih cahaya-Mu
Usir gelap sekuat dayamu

Utus diri bersatu padu
Utas pertalian mengutus rindu
Ujung doa damailah kalbu
Urungkan sangka kendali lidahmu

Umur kian berkurang satu-satu
Uban menumbuh ingatkan matiku
Ubun rentan ingatan membeku
Usai waktu terbujur kaku

Cilacap, 22 April 2019, 12:00

Sabtu, 20 April 2019

HARUM JUANGMU

HARUM JUANGMU
Karya: Dewi Pengukir Aksara

Rintih tersekap dalam lemah
Hati sakit hingga terluka parah
Ayunkan kaki pantang menyerah
Walau berdiri berlumur darah

Kala terhimpit juang menjerit
Tiada peduli seberapa sakit
Walau raga terbatas langkah
Namun buah pikir begitu gagah

Pena menghunjam di atas kertas
Tajam meluas tanpa batas
Berjuang demi cita yang tertindas
Tiada akhir meski nyawa naas

Harum juangmu semerbak melati
Cita-citamu harumkan negeri
Walau raga kembali ke bumi
Juangmu menjadi inspirasi pertiwi

Lahirlah Kartini zaman kini
Teruskan emansipasi wanita sejati
Membela hak sejajar kaum lelaki
Tiada batas berkarya meraih mimpi

Cilacap, 21 April 2019, 21:19 

EMANSIPASI WANITA

Assalamualaikum wr wb
Turut meramaikan Event LPC

#EVENT_PERDANA_LPC_2019

Tema: RA KARTINI
Genre: PUISI BEBAS
Judul: EMANSIPASI WANITA
Karya: Dewi Pengukir Aksara

Emansipasi wanita tiada henti
Setarakan hak dengan laki-laki
Perjuangan Kartini tiada mati
Walau berjuta rintang menghalangi

Genggam semangat erat sekali
Walau sulitnya waktu membagi
Beriring sejalan hak dan kewajiban
Demi kemajuan wanita akhir zaman

Mari saling bergandeng tangan
Ciptakan perdamaian dan kemajuan
Walau jarak kita nyata berjauhan
Berpartisipasi menjunjung kehormatan

Teruskan perjuangan sampai mati
Dengan kadar dan keahlian diri
Turut memajukan juang wanita sejati
Mengisi sejarah sastra budaya negeri

Berdiri bersama tiada mencaci
Saling intropeksi atas kekurangan diri
Merangkul ragam budaya nan damai
Cita juang tiada pernah usai

Cilacap, 21 April 2019, 12:30    

Kamis, 18 April 2019

KUKUHKAN JANJI

KUKUHKAN JANJI
Karya: Dewi Pengukir Aksara

Genggam asa wujudkan mimpi
Menapaki realita hidup ini
Selamanya termiliki sesungguh hati
Apa yang menjadi janji hati

Teruntai sederhana syair ini
Semoga Tuhan selalu melindungi
Antara cinta kasih serta mimpi
Bernego dari ilusi dan sejati

Mengiringi senja sampai tepi
Walau bayang selalu menghantui
Terluah aksara tiada seberapa ini
Laksana rekah senyum mentari

Duhai engkau ketulusan hati
Janji terpatri sampai nanti
Walau awan selalu mengelilingi
Teduhmu selalu memayungi diri

Tanamkan kasih tiada membenci
Agar mekar mewarnai hari
Beriring lantunan doa pada Ilahi
Kuatkan rasa kukuhkan janji

Cilacap, 1 Mei 2019, 16:30

Rabu, 17 April 2019

AKROSTIK AULA

DOUBLE AKROSTIK AULA

A-lhamdulillah semoga amanah dalam ibadah kepada-Ny-A
U-jian dan rintangan memperindah ikatan cinta untuk selalu bersat-U
L-aksana jalan berliku ada muaranya di setiap ara-L
A-mbil hikmah serta amalkan keikhlasan takdir sejati-Ny-A

A-kan selalu menjadi imam dalam maghligai,
U-jian selalu menguatkan jarak yang menyerta
L-alui tanpa ragu saling menyangga
A-khir sebuah ibadah adalah amal pahala yang tak terkira

A-da di setiap puisiku engkau Bayu cint-A
U-jian menjadikan umi yang kuat akan merangkul anak-anakm-U
L-in nanda selalu dalam lindungan-Nya meski aral terjal sampai aja-L
A-amiin akan setiap doa tujuan kita bersama selamany-A

"Forever More Love" AULA

Cilacap, 18 April 2019, 09:09

Senin, 15 April 2019

JANGAN TERBERAI

JANGAN TERBERAI
Karya: Dewi Pengukir Aksara

Hujan pagi telah usai
Daun subur hati damai
Jikalau terdapat waktu santai
Saling berjabat tiada terberai

Walau jurang selalu mengintai
Rasa hadir barisan berantai
Rindu terpahat dalam bingkai
Seiring sejalan tanpa derai

Genggam erat tersibak tirai
Hapus sangka dari berandai
Halau rintangan serta badai
Jangan sampai lena terbuai

Meski raga lelah lunglai
Langkah terseok semakin gontai
Waktu berlalu akan terurai
Selamat sampai tujuan tercapai

Jangan ada ketulusan tergadai
Berjuta rintang jangan terberai
Semoga cita cinta tercapai
Jadilah kukuh sepasang mempelai

Cilacap, 16 April 2019, 11:30

Jumat, 12 April 2019

AKSARA CINTA

AKSARA CINTA
Karya: Dewi Pengukir Aksara

Senja mulai tenggelam
Ada kisah yang terpendam
Sejenak kita renungkan
Indahnya saling bergandengan

Dunia terasa sempit
Tiada celah yang melilit
Semua jelas dalam pandangan
Hitam putihnya kehidupan

Ada sengketa yang melanda
Terjerumus kisah dalam sangka
Mari melebur atas segala dosa
Memaafkan meski sulit rasanya

Berlapang dalam menilai kata
Agar tidak terjebak dilema
Mari untaikan aksara cinta
Menyapa meski tiada bersua

Cukup mengerti isyarat rasa
Semua terkemas dalam cerita
Rasa rindu yang kita punya
Merona dalam kisi-kisi sukma

Cilacap, 12 April 2019, 17:30

Kamis, 11 April 2019

BALADA DALANG WAYANG

DALANG WAYANG
Karya: Dewi Pengukir Aksara

Gigihnya seorang dalang wayang (a)
Memapar kisah legenda silam (b)
Dari panggung ke panggung melanglang (a)
Menembus lorong-lorong sunyinya malam (b)
Hati dan pikiran menyatu dengan alam (b)
Merangkum lekakon teladan kehidupan (c)
Menyimpul fatwa sampai akhir zaman (c)
Memetik hikmah, indahnya kalam (b)

Memetik hikmah, indahnya kalam (a)
Agar hidup terarah, terlepas dari gamang (b)
Menggali kisah-kisah yang terpendam (a)
Bertekad mencari inspirasi cemerlang (b)
Lantang menggema laksana bintang (b)
Mengulas kisah-kisah disertai dagelan (c)
Sorak penonton tercengang-cengang (b)
Decak kagum terheran-heran menakjubkan (c)

Memetik hikmah, indahnya kalam (a)
Mengambil kisah teladan sambil berdendang (b)
Memadukan seni budaya beraneka ragam (a)
Langgam bersulam mendayu-dayu kendang (b)
Gending meliuk menerawang awang-awang (b)
Gemulai terpapar bahasa kesusastraan (c)
Siang malam dalang merancang (b)
Gebyar panggung dalam pertunjukan (c)

Cilacap, 12 April 2019, 14:00

TENTANG BALADA

Bismillahirrahmanirrahim

#PENGUMUMAN

Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh.

Selamat siang sahabat  PDH ...

   Mari kita warnai wahana literasi, bersama-sama berbagi pengetahuan ilmu tentang "BALADA" sebagai wujud pecinta sastra memajukan kreatifitas dalam berkarya untuk mempererat silaturrahmi di antara sahabat PDH semuanya.

BALADA

Balada adalah sajak / puisi berisi tentang cerita yang terjadi sebenarnya, ataupun hanya khayalan penyair saja.
Balada merupakan puisi yang mengungkapkan getaran tabir hidup dalam menggambarkan perilaku seseorang.

Berdasarkan isinya, puisi balada digolongkan ke dalam jenis kesusastraan baru.
Dalam buku Pemandu di Dunia Sastra, Dick Hartoko dan Rahmanto membedakan balada dalam dua kelompok, yakni balada rakyat dan balada literer.

1. Balada rakyat berasal dari rakyat dan dibawakan dalam pertemuan-pertemuan rakyat. Balada ini mengisahkan tindak kepahlawanan seorang tokoh sejarah atau peristiwa-peristiwa yang terjadi pada jaman dahulu, kadang-kadang juga sebuah ”love story” antara dua kekasih tetapi biasanya ”happy-end”. Bahasanya sederhana. Pada Zaman romantik, balada rakyat itu dikumpulkan dalam antologi-antologi.

Balada rakyat umumnya tidak dikenal penciptanya dan disampaikan secara lisan dalam versi yang berbeda-beda. Dengan kata lain, balada dalam konteks ini bisa diartikan sebagai bentuk kisahan sederhana dengan isi emosional yang sederhana pula.

Dalam dunia sastra Indonesia, W.S Rendra melalui sajak-sajaknya yang kemudian dikumpulkan dalam Balada Orang-orang Tercinta, dan Ajip Rosidi dalam Jante Arkidam, pernah berupaya mengenalkan puisi jenis ini kepada pembaca di Indonesia.

Sementara sumber lain menyatakan bahwa balada dapat dipahami sebagai sajak kisahan romantis atau sentimentil, terdiri dari bait-bait pendek, berlarik empat dan berpola rima a-b-c-d. Larik pertama dan ketiga mengandung empat suku kata yang bertekanan, larik kedua dan keempat mengandung tiga suku kata yang bertekanan. Dengan demikian balada sastra diciptakan menurut pola balada, dengan memanfaatkan ciri-ciri balada rakyat yang lazim, tetapi bentuk kisahan dan isinya lebih maju/canggih (sophisticated). Contoh lain dari balada ini adalah puisi Sapardi Djoko Damono yang berjudul Balada Matinya Seorang Pemberontak.

2. Balada literer, balada literer atau balada sastra dimulai di Prancis pada abad pertengahan. Dalam konteks ini, balada diartikan sebagai lagu yang mengiringi sebuah tarian. Balada jenis ini menjadi populer pada abad ke-14 dan ke-15. Tokoh balada jenis ini adalah Francois Villon.

Balada jenis ini bercirikan:
a) Sajak yang berisikan cerita
b). Terdiri dari 3 (tiga) bait,
c). Masing-masing bait memiliki  8 (delapan) larik
d). Skema rima a-b-a-b-b-c-c-b pada bait pertama, Kemudian skema rima berubah menjadi a-b-a-b-b-c-b-c pada bait selanjutnya.
e).  Larik terakhir dalam bait pertama digunakan sebagai refren dalam bait-bait berikutnya.

Diksi dengan fonem rima m, n, ng, i, u, akan lebih mengalun daripada diksi yang menggunakan fonem t, s, h, k, e,  yang terasa aneh apabila terdengar mendayu-dayu.

Skema rima hanya digunakan pada tiap-tiap bait. Pada larik terakhir bait pertama berima (b) akan berubah menjadi rima (a) refren bait kedua dan ketiga.

       Balada adalah puisi yang sangat cocok bila disandingkan dengan musik. Dengan sajaknya yang panjang setara dengan 3 stanza, larik-larik dalam balada lumayan untuk mengimbangi durasi musik yang berkisar 4 - 5 menit. Berbeda dengan puisi lainnya, balada memiliki refren sebagai penegas hubungan antara bait-baitnya. Dengan rentak yang berubah, sajak-sajak balada mampu menciptakan variasi ketukan irama.

Menilik dari rima atau bunyi akhir dalam sajak balada, sahabat dapat memilih diksi yang merujuk kepada gagasan puisi tersebut. Jika dalam bunyi huruf arab kita mengenal huruf halaq ( kerongkongan), maka pada akhir sukukata fonem kita pun akan menimbulkan efek-efek bunyi tertentu.
Kita sering mendengar lengkingan suara yang terasa begitu mendayu, dan itu tak 'kan didapat dari rima yang berdiksi sebuah penegasan.

Contoh balada:

DALANG WAYANG
Karya: Dewi Pengukir Aksara

Gigihnya seorang dalang wayang (a)
Memapar kisah legenda silam (b)
Dari panggung ke panggung melanglang (a)
Menembus lorong-lorong sunyinya malam (b)
Hati dan pikiran menyatu dengan alam (b)
Merangkum lekakon teladan kehidupan (c)
Menyimpul fatwa sampai akhir zaman (c)
Memetik hikmah, indahnya kalam (b)

Memetik hikmah, indahnya kalam (a)
Agar hidup terarah, terlepas dari gamang (b)
Menggali kisah-kisah yang terpendam (a)
Bertekad mencari inspirasi cemerlang (b)
Lantang menggema laksana bintang (b)
Mengulas kisah-kisah disertai dagelan (c)
Sorak penonton tercengang-cengang (b)
Decak kagum terheran-heran menakjubkan (c)

Memetik hikmah, indahnya kalam (a)
Mengambil kisah teladan sambil berdendang (b)
Memadukan seni budaya beraneka ragam (a)
Langgam bersulam mendayu-dayu kendang (b)
Gending meliuk menerawang awang-awang (b)
Gemulai terpapar bahasa kesusastraan (c)
Siang malam dalang merancang (b)
Gebyar panggung dalam pertunjukan (c)

Cilacap, 12 April 2019, 14:00

Mari belajar bersama, maju bersama hebat semua, warnai dunia dengan selaksa aksara yang indah, berbudi, santun dan berguna bagi kita semua.

Selamat berkarya dan terima kasih telah meluangkan waktu belajar bersama.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

#Event-Ketiga-PHYL-2019

#EVENT_KETIGA_PHYT_PHYL_2019

Tema: AKU KEMBALI
Genre: Puisi Bebas
Judul: MERAIH CITA
Karya: Dewi Pengukir Aksara

Mengemas kisah masa lalu
Mengunci rapat kenang dahulu
Jangan ada benci di antara kita
Rasa cinta biarlah sirna

Mengubah luka menjadi makna
Menjelma sayang tanpa pinta
Mengiringi selama napas masih ada
Saling berjabat eratkan cita

Genggam jeda berpacu aksara
Meraih cita sempat tertunda
Jangan ada sengketa meraja
Kendali jiwa rangkul bersama

Aku kembali wujudkan asa
Membaur suka duka atas rela
Berbagi tanpa membeda-beda
Semoga tulus tersemat di jiwa

Bila letih perjalanan kita
Saling memapah penyangga rasa
Mutiara makna bersinar sahaja
Jadi permata terkenang selamanya

Cilacap, 11 April 2019, 14:50.

Selasa, 09 April 2019

PECINTA AKSARA

PECINTA AKSARA
Karya: Dewi Pengukir Aksara

Tiada indah seperti istana
Aksara kusam dalam gulita
Tercecer di beranda maya
Terlupa setelah di baca

Tiada letih mengukir aksara
Walau di pandang sebelah mata
Terlahir imaji tanpa di paksa
Sebagai wujud pecinta sastra

Meski terbatas kosa kata
Mengalir dari sejatinya jiwa
Terpanggil ikut ragam budaya
Pecinta aksara segenap rasa

Berjuta mata mencibir asa
Langkah gempita juang di dada
Sempit waktu menjerat raga
Kukuh ayunkan mata pena

Kibarkan semangat selama usia
Berkarya warnai jagad antara
Tersimpan menjadi permata jiwa
Saat putaran masa menjeda

Cilacap, 9 April 2019, 21:30

Sabtu, 06 April 2019

TERPASUNG LUKA

TERPASUNG LUKA
Karya: Dewi Pengukir Aksara

Lembut hati tiada diragui
Ternobatkan kasih sayang sejati
Indah mimpi di siang hari
Terpasung luka tusukan belati

Tiada sebutir percaya di hati
Walau maaf terpinta berkali
Cukup belajar merenungi arti
Memaafkan bukan terus diulangi

Gapailah cita serta mimpi
Jangan sesali apa yang terjadi
Kini cinta tersekat mati
Terpasung luka mati suri

Jangan ragu tersebab sunyi
Ingat pesan kenang selama ini
Bersinar mengikuti langkah kaki
Jauh di mata doa mengiringi

Saling meraih jiwa murni
Beriring tirai sampai mati
Luka pasti bisa terobati
Tiada harap peluang kembali

Cilacap, 6 Mei 2019, 21:00

Rabu, 03 April 2019

SUNGGUH INI RINDU

SUNGGUH INI RINDU
Karya: Dewi Pengukir Aksara

Sungguh ini rindu
Senyum ikhlasmu menyapa
Walau sekadar berjabat maya
Indah tanpa membeda warna

Sungguh ini rindu
Merangkul tegarmu di sana
Walau jarak tak terelak
Semoga juang tersemat di benak

Sungguh ini rindu
Tentang titik temu waktu
Bukan pada kepentingan semu
Atau sekadar penikmat rayu

Sungguh ini rindu
Pada pandang yang tertuju
Akan makna saling berpadu
Bernaung atap sahabat kalbu

Sungguh ini rindu
Selama masih ada waktu
Bersama erat kukuhkan asa
Maju bersama hebat semua

Cilacap, 4 April 2019, 13:30

Selasa, 02 April 2019

SANG PETUALANG

SANG PETUALANG
Karya: Dewi Pengukir Aksara

Entah dari mana datang
Ribuan aksara menyeruak lantang
Berebut ingin pentas di panggung
Agar jiwa hidup tetap terhubung

Terus menelaah sampai bingung
Mengapa aksara terasa mendengung
Saat diam terpaku termenung
Apalagi hati sedang murung

Mencoba berhenti dari panggung
Agar tiada aksara penyambung
Jiwa serasa terjerat linglung
Berjuta kata ingin mendayung

Penuh keberkahan kasih sayang
Tuhan hadirkan kelebihan datang
Kuat menapak terhindar gamang
Selalu tergenggam cahaya terang

Kini aksara teruntai gemilang
Walau sekat nyata menjulang
Semampu goresan kembali pulang
Wujud aksara sang petualang

Cilacap, 7 April 2019, 2019, 11:00