Rabu, 31 Juli 2019

MENAHAN SIKSA RINDU

MENAHAN SIKSA RINDU
Karya: Dewi Pengukir Aksara

Ketika senja suram berpadu
Laksana bara meletup pilu
Mengoyak rasa seisi kalbu
Mendadak resah terlilit kelu

Aroma sedap membakar dada
Raga seakan mau binasa
Meronta kuat perangi bara
Agar jiwa tiada terlunta

Harap sembilu cepat berlalu
Lara digulung samudra waktu
Jika rindu tegar bersamaku
Arungi bahtera satu tuju

Siksa rindu bagai manis madu
Biar tertusuk jarum beribu
Pengobat luka penawar rindu
Merasuk jiwa indah melaju

Debar gelora pemantik asa
Jangan layu dibuih prahara
Walau sulit godaan menyerta
Seia sampai tutup usia

Cilacap, 31 Juli 2019, 19:00

Sabtu, 27 Juli 2019

RINDUMU TELAH TERBAGI

RINDUMU TELAH TERBAGI
Karya: Dewi Pengukir Aksara

Senja ini telah membisu
Sebaret luka membekas biru
Tak kusangka secepat palingmu
Tinggalkan kenangan indah dahulu

Kini rindumu telah terbagi
Semakin jauh bayangmu pergi
Menghilang ditelan bibir sunyi
Tiada peduli perihnya hati ini

Telah kucoba mengerti akanmu
Sikapmu tak berubah sejak dulu
Selalu saja menyakiti perasaanku
Dosa kauanggap angin lalu

Kini tak akan percaya lagi
Meski engkau janji berulang kali
Ucapmu bagaikan nasi basi
Egomu kian melambung tinggi

Kini biarlah aku sendiri
Menyulam kasih tanpa henti
Jangan kautaburi sebilah duri
Langkah kupastikan tanpamu lagi

Cilacap, 27 Juli 2019, 17:00

Jumat, 26 Juli 2019

KISAH DI SAAT TAHAJUD

Tema: TOBAT
Judul: KISAH DI SAAT TAHAJUD
Genre: Puisi Bebas
Karya: Dewi Pengukir Aksara

Suatu ketika, tengah malam Pak Hayat sedang salat tahajud di ruangan khusus tempat ibadah. Setelah selesai dilanjutkan berzikir. Beberapa saat kemudian Pak Hayat dikejutkan oleh bunyi suara dinding rumah yang terbuat dari seng. Bergegas Pak Hayat keluar ruangan untuk mengecek bunyi yang mencurigakan.

Alangkah kagetnya ternyata ada seorang lelaki sedang mengendap-endap mengambil seekor ayam. Setelah ketahuan Pak Hayat, lelaki itu lari kencang menjauhi perkampungan dan bersembunyi dalam sungai kecil.
Pak Hayat terus mengejarnya berharap bisa menangkap dan menyerahkan lelaki itu kepada petugas yang berwajib.

Pak Hayat lari mengejarnya sambil teriak memanggil masyarakat, agar keluar untuk membantu menangkap lelaki itu.
Dalam pekatnya gulita, lelaki itu menemukan sebilah kayu dan memukulkan ke arah Pak Hayat. Pak Hayat sebisa mungkin membela diri dengan tangkisan tangannya. Lalu kayu itu bisa direbut oleh Pak Hayat. Lelaki itu terkena pukulan kayu, beberapa saat kemudian warga desa berbondong-bondong ikut melampiaskan kemarahannya, karena mereka juga kehilangan ayam yang dipeliharanya.
Akhirnya lelaki itu meninggal dalam kerumunan warga masyarakat.

Setelah kejadian itu, Pak Hayat merasa berdosa besar telah menghilangkan nyawa seseorang. Meski dalam hidupnya terhindar dari penjara.
Karena lelaki itu meninggal dikeroyok masa.

Pak Hayat terisak tangisnya memohon ampunan dalam sujud tobat. Dan mengadukan dosa besarnya kepada Tuhan. Dosa yang besarnya lebih dari tujuh langit dan gunung yang tegak berdiri agar bisa terampuni. Ikhlas menjalani sisa hidupnya hingga Allah menjemput usianya.

Cilacap, 26 Juli 2019
20:08

Kamis, 25 Juli 2019

RINDU FIRDAUS

Tema: SEMBILU RINDU
Judul: RINDU FIRDAUS
Genre: Puisi Bebas
Karya: Umi Zaimah

Pada suatu hari, Siti menyisir rambut sang Putri Raja.
Tak sengaja jatuhlah sisir ke lantai.
Dengan sontak Siti berucap, "Ya Allah, jatuh sisirnya."

Sang Raja marah mendengar perkataan Allah, lalu dipangggillah Siti menghadap ke istana.
Kemudian Raja bertanya kepada Siti, "siapa Aku, siapa allah?"
Siti menjawab lantang,
"Tuan adalah tuan, bukan Tuhan!"
"Allah adalah Rabbi wa Rabbu"
"Allah adalah Tuhanku dan Tuhanmu juga"

Sang Raja menghukum Siti dan keluarganya, disiapkannya kuali berisi air mendidih di atas bara api, lalu satu persatu anak dan suaminya dimasukkan ke dalam kuali.
Siti merintih perih, menjerit, hati terlilit tak kuasa melihat tangis anaknya yang meronta, siksa pedih pada suaminya.

Siti mengikhlaskan mereka sambil terbata-bata, "sungguh pedih sembilu rinduku ini Ya Ilahi, kurelakan engkau anakku, suamiku, semoga di surga Firdaus kelak tempat kita kembali bertemu."

Cilacap, 28 Juli 2019, 21:11

Selasa, 23 Juli 2019

TERSURAT INDAH NAMAMU

TERSURAT INDAH NAMAMU
Karya: Dewi Pengukir Aksara

Semilir senja bernaung manja
Membelai raga tanpa letihnya
Dirimu belahan jiwa yang kupunya
Bersama arungi bahtera rasa

Bening kasih yang kupunya
Selalu mengalir tanpa direkayasa
Dekap cintamu hangatkan renta
Saat nyeri mengusik dada

Riuh rintihmu memasung jiwa
Jangan biarkan rapuh menggoda
Baradamu semakin dekat dirasa
Walau ujian selalu hadir menyerta

Lepaskan segala belenggu sangka 
Jangan kotori tulusnya jiwa
Setiap rintang pasti akan sirna
Walau luka tetaplah menganga

Tersurat indah perjalanan senja
Namamu terukir dalam sukma
Sebesar haluan palingkan rasa
Cinta kasih kita leburkan antara

Cilacap, 23 Juli 2019, 14:30